Banyak alasan seseorang menekuni bidang tertentu dalam hidupnya, dapat
karena hobby, karena belajar dan ada juga yang terpaksa menjalani karena itulah
yang dapat menghasilkan rejeki untuk kelangsungan hidupnya. Semua bidang usaha itu baik tergantung dengan
bakat dan keahlian masing-masing, yang
utama bidang usaha tersebut tidak bertentangan dengan syariat agama kita. Sebelum
era teknologi seperti sekarang ini mata pencaharian manusia pada awalnya adalah
berburu dan bercocok tanam. Jadi ilmu peternakan adalah bidang ilmu yang
lumayan tergolong tua. Seiring dengan perkembangan jaman peternakan juga
menggunakan teknologi sebagai inovasi yang salah satunya juga bertujuan untuk menjaga kelangsungan
hidup hewan dan menjaga kelestarian mahluk hidup, coba bayangkan apabila hewan
selalu diburu tanpa dibudidaya atau dilestarikan kembali, sedangkan manusia
semakin bertambah populasinya.
Inilah ayat-ayat yang memotivasi kita untuk memajukan peternakan, dalam
Al-Quran banyak dijelaskan tentang ayat binatang ternak,
Al-Imran ayat 14:
“ Dijadikan terasa indah dalam pandangan manusia cinta terhadap apa yang
diinginkan, berupa perempun-perempuan, anak-anak, harta benda yang bertumpuk
dalam bentuk emas dan perak, kuda pilihan, hewan ternak dan sawah ladang.
Itulah kesenagan di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik.
Al-anam 138:
“Dan mereka berkata (menurut anggapan mereka) “inilah hewan ternak dan
hasil bumi yang dilarang, tidak boleh dimakan, kecuali oleh orang yang kami
hendaki.” Dan ada pula hewan yang diharamkan (tidak boleh) di tunggangi, dan
ada hewan ternak yang (ketika disembelih) boleh tidak menyebut nama
Allah, itu sebagai kebohongan terhadap Allah. Kelak Allah akan membalas semua
yang mereaka ada-adakan”
Al-anam ayat 142
“Dan diantara hewan-hewan ternak itu ada yang dijadikan pengangkut beban
dan ada pula yang untuk disembelih. Makanlah rezeki yang diberikan Allah kepada
mu, dan janganlah kamu mengikuti langkah –langkah setan. Sesungguhnya setan itu
musuh yang nyata bagimu.”
Al-anam ayat 143
“Ada delapan hewan ternak yang berpasangan (empat pasang), sepasang domba
dan sepasang kambing . Katakanlah, “Apakah yang diharamkan Allah dua yang
jantan atau dua yang betina atau ada yang ada dalam kandungan kedua betinanya?
Terangkanlah kepadaku berdasar pengetahuan jika kamu orang yang benar.”
Al-anam ayat 145
“Katakanlah, “Tidak ku dapati di dalam apa yang diwahyukan kepada ku,
sesuatu yang diharamkan memakannya, kecuali daging hewan yang mati (bangakai),
darah yang mengalir , daging babi. Karena semua itu kotor atau hewan yang
disembelih bukan atas (nama) Allah. Tetapi barang siapa terpaksa bukan karena
menginginkan dan tidak melebihi (batas darurat) maka sungguh, Tuhan mu maha
pengampun, Maha penyayang.”
Al-anam ayat 146
“Dan kepada orang-orang yahudi, kami haramkan semua (hewan)
yang berkuku, dan kami haramkan kepada mereka lemak sapid an domba,
kecuali yang melekat di punggungnya, atau yang bercampur dengan tulang.
Demikianlah kami menghukum mereka karena kedurhakaannya. Dan sungguh, kami maha
benar.”
Al-hajj ayat 28
Agar mereka menyaksikan berbagai manfaat untuk merekadan agar mereka
menyebut nama Allah pada beberapa hari yang telah ditentukan atas rezeki yang
dia berikan kepada mereka berupa hewan ternak. Maka makanlah sebagian darinya
dan (sebagian lagi) berikanlah untuk dimakan orang-orang yang sengsara dan
fakir.”
Al-Hajj ayat 37
“Daging hewan kurban dan darahnya itu sekali-kali tidak akan sampai
kepada Allah, tetapi yang sampai kepada-Nya adalah ketakwaan kamu. Demikianlah
Dia menundukannya untuk mu agar kamu mengagungkan Allah atas petunjuk yang dia
berikan kepada mu dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang
berbuat baik.”
Kemudian surat yang diberi nama dengan nama ternak/hewan
Surat Al Baqarah (Sapi
Betina)
Surat Al An’ aam
(Binatang Ternak)
Surat An Nahl (lebah)
Surat An Naml (Semut)
Surat Al Fill (Gajah)
Begitu istimewanya peternakan dimata islam, bahkan sebagian besar para
nabi adalah peternak, tidak ada alasan bagi kita untuk tidak mencintai dunia
peternakan. Karena memang sudah dicontohkan oleh para nabi dan rosul dari yang
terdahulu hingga ke nabi agung Muhammad SAW.