Ayam petelur merupakan jenis ayam
ras yang sangat efisien dalam menghasilkan telur. Bangsa ayam yang termasuk
kelas ini dapat dikenal karena ayam itu mempunyai ukuran badan yang kecil dan
aktif, mudah terkejut, cepat dewasa dan tidak memiliki sifat mengeram,
kebanyakan atau hampir semuanya mempunyai kaki yang bersih (tidak berbulu) dan
cuping telinganya berwarna putih (Siregar dan Sabrani,1986).
Menurut Rasyaf (1997), ayam petelur
ada dua tipe yaitu tipe petelur ringan yang disebut juga dengan ayam petelur
putih. Ayam ini mempunyai badan yang ramping warna bulu putih bersih dan
berjengger merah, produksi telurnya 260 butir per tahun, serta sensitif
terhadap cuaca panas dan keributan. Tipe kedua adalah tipe medium, memiliki
ukuran tubuh yang tidak kurus tetapi juga tidak gemuk dan produksi telur 250
butir dan pada saat afkir menghasilkan daging yang cukup banyak.
1.
Ayam
Petelur Periode Starter
Periode
starter adalah anak ayam yang berumur 0 sampai 6 atau 7 minggu, dimana tingkat
pertumbuhannya relatif cepat dan merupakan masa yang menentukan bagi kehidupan
selanjutnya (Rasyaf, 1997). Pertumbuhan periode starter dipengaruhi seleksi
ketat yang meliputi keaktifan gerak, nafsu makan baik, pertumbuhan cepat, bobot
badan seragam, tingkat kematian rendah, kaki kuat dan mata cerah (Siregar dan
Sabrani, 1986).
1.1.
Kandang
Anak Ayam Umur 0 hari – 6 minggu
Agar
anak ayam tumbuh sehat, mereka harus disediakan ruangan yang luas untuk bermain,
makan, dan minum. Anak ayam yang masih kecil tidak akan berjalan lebih dari
3 meter untuk mencari pakan dan air. Anak ayam membutuhkan tempat yang cukup
di sekitar pakan sehingga semuanya bisa makan secara bersamaan tanpa berdesakan.
Ukuran kandang untuk anak ayam umur ini adalah satu m2 untuk 10 ekor anak
ayam. Sebagai alas kandang dapat digunakan kulit gabah setebal 10–15 cm. Kandang
diberi lampu 60 Watt. Lampu ini akan memberikan panas yang cukup bagi anak
ayam. Apabila lampu tidak cukup memberikan panas, maka anak ayam akan mendekati
sumber panas dan apabila terlalu panas, anak ayam akan menjauhi
sumber panas, sedang apabila lampu cukup memberikan panas, maka anak ayam
akan tersebar merata di dalam kandang.
Kandang
yang baik bagi anak ayam adalah apabila suhu di sisi luar sebelah bawah
kandang berkisar antara 30 sampai 32ºC. Ventilasi kandang merupakan hal yang
sangat penting dalam menentukan tinggi rendahnya suhu di dalam kandang.
Beberapa ventilasi sebaiknya disediakan penutupnya. Pada musim
dingin, semua ventilasi yang menghadap pada arah angin masuk terutama yang
dekat lantai hendaknya ditutup, sedangkan pada musim panas, bukalah ventilasi
selebar-lebarnya agar udara segar masuk sebanyak-banyaknya. Penggunaan kipas
harus dihindari karena dapat menyebabkan ayam menjadi sakit. Disamping stres, ayam
yang berada dalam tempat yang terlalu panas karena sistem ventilasi yang buruk, akan
tidak mau makan atau minum secara normal, akibatnya ayam akan cacat dan bagi ayam
petelur tidak akan tumbuh dengan baik atau kerdil.
Kandang
harus aman dari gangguan kucing, tikus, serta binatang pemangsa lainnya.
Atap jangan sampai bocor. Sebelum anak ayam dimasukkan, kandang dan semua
peralatan telah dibersihkan dandisemprot anti hama. Pekerjaan tersebut sudah
harus selesai beberapa hari menjelang anak ayam dimasukkan kandang
sehingga kandang benar-benar telah kering pada saat anak ayam dimasukkan.
2.
Ayam
Petelur Periode Grower
Periode
grower adalah ayam yang berumur 7 sampai 13 minggu, pada fase ini kontrol
pertumbuhan dan keseragaman perlu dilakukan, hal ini berhubungan dengan sistem
reproduksi dan produksi ayam tersebut. Periode grower secara fisik tidak
mengalami perubahan yang berarti, perubahan hanya dari ukuran tubuhnya yang
semakin bertambah dan bulu yang semakin lengkap serta kelamin sekunder yang
mulai nampak (Rasyaf, 1997).
Pada
periode grower sistem produksi ayam mulai tumbuh dan sistem hormon reproduksi
mulai berkembang dengan baik, berkaitan dengan berkembangnya sistem reproduksi
ada faktor yang harus diperhatikan yaitu faktor ransum dan cahaya, karena
kegagalan dalam memperhatikan keduanya akan berakibat fatal terhadap produksi
dimasa bertelur kelak (Siregar dan Sabrani, 1986).
Fase
grower antara umur 14 – 20 minggu disebut fase developer (pengembangan).
Pemeliharaan fase grower, fase produksi dan program peremajaan dengan melalui
force molting. Fase developer merupakan fase pertumbuhan yang sudah menurun,
sedangkan konsumsi ransum terus bertambah. Sehingga jika ransum yang diberikan
adlibitum maka akan terjadi kegemukan dan pada saat akan berproduksi telur
pertama yang dihasilkan kecil-kecil sehingga penggunaan energi tidak efisien.
Pengelolaan
Fase Grower Fase grower pada ayam petelur, terbagi ke dalam dua
kelompok umur yaitu 6 – 14 minggu dan umur 14 – 20 minggu sering disebut dengan
fase developer. Ada beberapa cara pemeliharaan untuk mengurangi terjadinya stress
akibat pemindahan kandang, yaitu :
1. Brooding
House
Kandang yang
digunakan untuk pemeliharaan ayam (DOC), dilanjutkan pemeliharaan sampai
mencapai umur 6 – 14 minggu. Kandang yang digunakan kandang sistem litter.
Dipindahakan dari kandang grower sekitar 14 minggu.
2. Grow
- Lay – House
Kandang yang
digunakan pada fase pertumbuhan, juga digunakan sampai akhir bertelur
yaitu sejak umur 6 minggu.
3. Brood
– Grow – Lay – House
Ayam dipelihara
dalam kandang yang sama, sejak ayam dipelihara umur satu hari sampai akhir
bertelur. Kepadatan kandang dapat mempengaruhi pertumbuhan yang
baik. Bila kandang terlalu padat, umumnya menyebabkan pertumbuhan yang lambat,
kanibalisme, efisiensi penggunaan ransum rendah. Luas tempat pakan, tempat air
minum, luas lantai perelor dipengaruhi oleh tipe lantai kandang, besar badan
ayam, temperatur lingkungan, ventilasi kandang dan perlengkapan kandang.
2.1.
Manfaat
Kandang Batteray Grower Untuk Ayam Petelur
Kandang
batteray grower dimaksud adalah kandang berbentuk seperti rangkaian batteray
dipergunakan ayam petelur usia grower (remaja) umur 1,5 bulan ~ 4,0 bulan.
Bentuk kandang batteray grower mirip seperti batteray masa bertelur hanya
bentuknya persegi panjang (misal : Kedepan 40 Cm x Tinggi 40 Cm x Panjang 50 /
60 Cm). Biasanya 1 (satu) set rangkaian batteray grower dari kawat ada 2 kotak
@ 60 cm (panjang 120 Cm) dan kalau dari bambu ada 4 kotak @ 50 Cm (panjang 2
m). Bentuk persegi artinya tidak miring kedepan seperti batteray masa bertelur
dan juga tidak ada tempat telur di depan.
Kapasitas
batteray grower biasanya disesuaikan dengan umur ayam petelur. Pada umur 1.5
bln - 2.0 bln (isi : 8e / kotak), umur 2.0 - 3.0 bln (isi :
6-7e / kotak) dan pada umur 3.0 - 4.0 bln (isi : 5e / kotak). Dengan
isi yang terukur tersebut maka :
1.
Kasus
kanibalisme saling mematuk pada ayam menjadi tidak ada sehingga deflesi
kematian ayam jauh berkurang dibanding pakai sistem litter atau slatge.
2.
Ayam
akan mendapatkan kesempatan dan jatah pakan yang sama, sehingga pertumbuhan
berat badan merata. Dengan penggunaan batteray grower maka Uniformity body
weight akan bisa mencapai 90% bahkan lebih.
3.
Dengan
batteray grower maka standart berat badan yang dikehendaki akan masuk secara
bersamaan.
4.
Ayam
mudah dikontrol dan dilakukan perlakuan dalam program vaksinasi dan pengobatan.
Batteray
grower ini sangat bermanfaat untuk kesuksesan beternak ayam kampung petelur
arab atau ayam petelur ras / layer. Batteray grower bisa meningkatkan performa
ayam petelur masa grower yang pada akhirnya meningkatkan produktifitas telur
pada masa layer. Hasil terpenting dari penggunaan batteray grower adalah :
a.
Berat
badan awal (formely body weight) akan
masuk secara bersamaan. Berat badan awal ini menujukan fase dewasa kelamin
sudah masuk. Artinya semua jenis hewan dewasa kelamin ditentukan oleh berat
badan awal, maksudnya meski umur belum dewasa tetapi berat badan awal sudah
masuk maka hewan sudah dewasa kelamin dan dengan sendirinya sudah bisa
dikawinkan atau bertelur dengan sendirinya. Kalau awal masa bertelur bersamaan
maka kita bsa memprogram pada ayam kampung petelur arab umur 5 bulan sudah 5% produksi
telur.
b.
Keseragaman
berat badan (uniformity body weight)
bisa mencapai 90% bahkan lebih. Keseragaman ini menentukan puncak produksi
telur. Dimaksudkan dengan keseragaman maka ayam akan bertelur secara bersamaan
(tidak : ada yang sudah bertelur, ada yang baru mulai telur, ada yang masih
belum bertelur). Kalau berat badan seragam maka awal mulai bertelur akan
bersamaan dan akan mencapai puncak produksi telur secara bersamaan pula. Dengan
bersamaan puncak produksi ayam arab bisa mencapai 82~83%.
Banyak
kasus produksi puncak hanya bisa 70~75% peternak menyalahkan bibit DOC atau
pullet kurang bagus kualitasnya, padahal kesalahan terjadi pada keseragaman
berat badan (kelemahan sistem litter / slatge). Bahkan ada peternak yang
pelihara ayam mulai umur 0 hari sampai afkir menggunakan sistem litter maka
yang terjadi ayam pasti tidak akan bisa produksi baik dan hancur semua karena
ayam saling berkelai / tarung kanimal banyak mati.
2.2.
Ransum
untuk Grower
Umumnya
ransum grower digunakan protein ransum 15 % dan energi 2900 kkal/kg.
Bahan-bahan pakan untuk menyusun ransum ayam fase grower sama seperti fase
produksi untuk anak ayam. Perbedaannya pada penyusunan ransumnya karena
kebutuhannya tidak sama. Menyusun ransum yang perlu dipertimbangkan yaitu bahan
pakan yang digunakan harus berkualitas baik. Restricted Feeding (Pembatasan Pemberian Ransum).
Ayam
tipe medium mempunyai sifat sebagai petelur juga sebagai pedaging yang baik.
Penimbunan lemak ini umumnya lebih banyak terjadi pada masa developer yaitu
pada saat pertumbuhan sudah menurun dan pertama-tama akan ditimbun di alat-alat
reproduksi.
Pengaruh yang kurang menguntungkan karena :
ü Total produksi telur per tahun
menurun, pada saat fase produksi
ü Angka kematian lebih tinggi
ü Penggunaan energi tidak efisien pada
saat memasuki tahap produksi
ü Cepat mencapai dewasa kelamin (masak
dini).
Untuk
mengatasi kegemukan dilakukan
pembatasan jumlah ransum yang diberikan pada saat menjelang bertelur, dengan
tehnik pelaksanaan :
ü Mengurangi kadar protein/ asam amino
ü Mengurangi jumlah energi yang
diberikan
ü Membatasi waktu pemberian ransum
ü Membatasi jumlah air yang diberikan
2.3.
Pemotongan
Paruh (Debeaking)
Pemotongan
paruh pada pada ayam tipe leghorn dan jenis ayam petelur, umumnya dipotong pada
umur 10 – 14 minggu. Paruh bagian atas dipotong lebih pendek dari yang bawah
atau dipotong 1/3 – 2/3 bagian atau 0,45 – 0,63 di depan nostril (depan lubang
hidung).
Hal-hal
yang perlu diperhatikan bila kita akan melakukan pemotongan paruh :
ü Tidak melaksanakan pemotongan paruh
selama periode vaksinasi, karena akan menambah stress dan ayam akan mudah
terserang penyakit.
ü Memberi ransum segera setelah paruh
dipotong
ü Menambah jumlah makanan/minuman
setelah paruh dipotong
ü Memotong paruh sebaiknya pada saat
suhu dingin (sore hari)
ü Tidak memotong paruh pada saat
menjelang bertelur, karena akan menyebabkan lambatnya bertelur.
Agar
tidak terjadi stress yang terlalu berat, hal-hal yang perlu diperhatikan :
ü Pemindahan sebaiknya dilakukan pada
malam hari.
ü Bila terpaksa bila dilakukan pada
siang hari tetapi tidak waktu hari panas.
ü Setelah pemindahan bisa diberikan
antibiotik (3 – 5) untuk mencegah blue comb.
ü Vaksinasi harus sudah lengkap.
2.4.
Pencegahan
Penyakit
Ayam
mati segera dibuang pada tempat pembuangan khusus dan yang sakit segera diobati
atau dikarantina. Burung-burung liar dicegah agar tidak bisa masuk ke
lingkungan kandang karena dikhawatirkan akan membawa penyakit. Untuk mencegah
timbulnya penyakit unggas menular dengan melalui vaksinasi. Bila perlu diberikan
vitamin dan obat-obatan.
3.
Ayam petelur periode Layer
Ayam petelur mulai berproduksi umur 18 minggu. Produksi telur dimulai dengan
produksi rendah kemudian meningkat dan puncaknya pada umur 24-26 minggu.
Setelah mengalami puncak produksi, maka produksi akan turun perlahan-lahan.
Ayam bisa berproduksi sampai tingkat menguntungkan sampai umur 20 bulan. Jadi
mulai awal produksi pada umur 5 bulan dan berakhir pada umur 20 bulan berarti
ayam hanya berproduksi efektif selama 15 bulan. Pemeliharaan masa produksi
diawali pada saat ayam telah mencapai umur 18 minggu. Pada saat itu ayam sudah
mencapai fase kedewasaan. Kedewasaan ayam ini ditandai dengan suatu perubahan
fisik dan perilaku yang sangat mencolok. Perubahan fisik yang nyata, terutama
terjadi pada penampilan jengger dan pial yang nampak lebih besar, tebal dan
berwarna merah, serta tubuh yang semakin berisi diselimuti bulu yang lengkap
berwarna mengkilap. Adapun perubahan perilaku yang nyata ialah ayam mulai suka
berkotek dan apabila didekati tidak menghindar, akan tetapi justru mendekat
kepada peternak, mereka semakin jinak.
Perubahan
fisik dan perilaku semacam itu merupakan akibat atau pengaruh dari perkembangan
organ reproduksi yang semakin masak. Pada saat itu ayam mulai berproduksi. Awal
produksi sebanyak 5% ini dicapai pada saat ayam umur 20-21 minggu, dan
selanjutnya akan mengalami peningkatan terus sampai puncak produksi dalam kurun
waktu kurang lebih 2 bulan. Kemudian, sedikit demi sedikit produksi mulai
menurun. Namun, produksi ini akan berlangsung lebih dari 52 minggu. Selama
masa produksi, tuntutan hidup ayam berupa nutrisi, khususnya protein meningkat
lebih tinggi daripada masa remaja. Tuntutan hidup ini digunakan untuk memenuhi
kebutuhan perawatan tubuh dan berproduksi. Jika tuntutan hidup ini tidak
terpenuhi, maka ayam jenis unggul tidak akan dapat menampilkan keunggulanya.
Oleh karena itu, selama masa produksi yang berlangsung minimal 52 minggu ini,
peternak harus dapat memanfaatkan peluang tersebut, menyesuaikan dengan
tuntutan hidup mereka, antara lain dengan memberikan ransum layer dengan
kandungan nutrisi yang baik.
Untuk
menjamin kesehatan dan produktivitas selama masa bertelur, ayam harus mendapat
perlakuan dan pemeliharaan sebaik mungkin. Beberapa hal yang harus diperhatikan
dalam pemeliharaan masa produksi terutama adalah mengenai penyediaan kandang,
pindah kandang, tata laksana pemberian makanan dan air minum, pengendalian
penyakit dan sebagainya.
3.1.
Pengelolaan
Fase Produksi
Kandang
merupakan tempat lingkungan hidup ayam, adapun tujuan dari peternak menempatkan
ayam dalam kandang yaitu agar :
a.
ayam
terlindung dari gangguan luar (gangguan cuaca, binatang buas).
b.
pengelolaan
lebih mudah
c.
diharapkan
produksi lebih efisien.
Kandang
untuk ayam petelur diantaranya harus memenuhi syarat sebagai berikut :
1) Bangunan
kandang
a. lokasi
b. lebar
kandang sebaiknya sekitar ± 8m
c. arah
bangunan sebaiknya membujur dari timur ke barat.
2) Ventilasi
Ventilasi yang
baik pada kedua belah sisi kandang terbuka (open side wall houses). Bila
kandang kurang baik maka amoniak yang timbul akan menjadi racun bagi ayam (>
25 ppm) timbul penyakit pernapasan, produksi turun dan bagi ayam yang
dipelihara dalam kandang sistem litter biasanya disertai penyakit cacing.
3) Temperatur
dan Kelembaban
Temperatur
kandang yang baik untuk pemeliharaan ayam petelur sekitar 21 0C kelembaban
sekitar 50 – 60 %.
4) Kepadatan
Kepadatan
kandang yaitu banyaknya ayam per satuan luas. Kepadatan kandang dipengaruhi
oleh bangsa, besar badan ayam dan keadaan temperatur lingkungan. Tipe ringan
sekitar 6 – 7 ekor/m2 dan untuk ayam tipe dwiguna 4–5 ekor/m2.
5) Pemberian
cahaya
Sangat
bermanfaat untuk meningkatkan produksi telur, mempercepat dewasa kelamin,
mengurangi sifat mengeram dan memperlambat molting.
3.2.
Mempersiapkan
Kandang cage dan Perlengkapannya.
Kandang
sistem litter dan kandang sistem cage digunakan untuk ayam petelur. Satu sarang
digunakan untuk 1 ekor (ukuran sarang biasanya 20 x 30 x 30 cm) dan untuk 3-5
ekor ayam petelur (ukuran sarang biasanya 30 x 45 x 50 cm). Sebagai
perlengkapan kandangnya digunakan tempat pakan dan minum, umunya untuk ayam
yang dipelihara dalam sistem litter digunakan hanging feeder/hanging waterer
untuk menghemat tenaga kerja biasanya dilakukan di perusahaan besar. Untuk
tempat pakan/minum umumnya digunakan yang berbentuk trough (memanjang).
3.2.1. Pemeliharaan dalam Sistem Litter
Jika
ayam telah mencapai dewasa kelamin dan produksinya telah mencapai 5 % disebut
telah mulai berproduksi.ayam petelur dipelihara dalam sistem litter dan
bertelur dalam sarang. Alas sarang perlu dilapisi dengan litter untuk menjaga
agar kulit telur tidak retak atau pecahpada saat ayam sudah bertelur. Tempat
ransum berbentuk hanging feeder ditempatkan setinggi punggung ayam, sedangkan
tempat minum ditempatkan setinggi leher dari ayam. Jika timbul sifat
kanibalisme atau kebiasaan jelek meatuk-matuk telur, paling efektif untuk
mengatasinya dengan cara memotong paruh pada bagian atas sekitar 1/3 panjang
paruh. Alat nya disebut dengan electric debeaker atau bisa dgunakan pisau biasa
yang dipijarkan terlebih dahulu pada temperatur 81,5 0C.
3.2.2. Pemeliharaan Ayam Petelur dalam Cage
Cara
penyusunan cage dalam bangunan kandang utama, bayak metode yang digunakan agar cage
dapat ditempatkan lebih banyak. Cara pengaturan kandangnya dapat dilakukan
dengan cara :
1) Single deck : cage dalam kandang
hanya satu tingkat
2) Double deck : pengaturan semacan ini
disebut stair-steps-system.
3) Triple deck : untuk mencegah kotoran
jatuh ke bawah salah satu areal tertentu diberi alas kandang/ alat pencegah
kotoran sehingga kotoran tidak jatuh ke bawah.
4) Flat deck : single deck yang disusun
rapat satu sama lain tanpa ada jalan untuk memberi makan, minum dan pengambilan
telur, pekerjaannya dilakukan secara otomatis.
Sistem
cage ini terdapat keuntungan dan kerugiannya yaitu :
1. Keuntungan :
ü Lebih sedikit tenaga untuk membuang
kororan
ü Areal pemeliharaan lebih bersih
ü Kotoran langsung jatuh ke parit
Kerugian: :
ü Jika kandang tidak tertutup rapat,
binatang pengerat (tikus) akan menjadi ancaman karena kotoran di parit akan
dijadikan sarangnya.
ü Biaya pembuatan kandang lebih besar
ü Bila ada air yang juatuh ke parit,
bisa menyebabkan bacteri aerobic menjadi aktif dan timbil bau tidak enak.
3.3. Ransum Ayam Petelur Fase Produksi
Bentuk-bentuk
fisik ransum untuk ayam petelur :
3.3.1.
Mash and Limited grains (campuran bentuk tepung dan
butiran).
Bentuk
ransum ini dibuat dengan mencampur sendiri secara manual. Contohnya jagung
giling, bungkil kedelai, bungkil kelapa, tepung ikan yang kemudian dicampur
dengan dedak halus secara manual dan hasilnya ransum yang terdiri dari
bagian-bagian halus dan butiran.
3.3.2.
All Mash (bentuk tepung)
Tidak tahan lama
disimpan (mudah tengik) dan sering menyebabkan kanibalisme yang tinggi.
3.3.3.
Pellet (bentuk butiran dengan ukuran yang sama)
Jika
diberikan ransum ini biasanya ayam
memiliki nafsu makan yang tinggi karena unggas lebih menyenangi ransum yang
berbentuk butiran. Lebih tahan lama jika disimpan.
3.3.4.
Crumble (bentuk butiran tetapi ukurannya tidak sama)
Bentuk
crumble biasanya merupakan hasil ikutan dari ransum pembuatan
pellet. Ransum yang disusun harus mengandung zat-zat makana yang
diperlukan dan dalam keadaan imbangan yang baik agar diperoleh performans yang
optimal.
3.4.
Evaluasi Produksi Telur
Nilai
standar produktivitas ayam telah ditentukan oleh perusahaan pembibitan (breeder).
Standar tersebut meliputi hen day, hen
hosuse, berat telur, lama produksi, konversi ransum, kekebalan dan daya
hidup serta pertumbuhan. Pencapaian performan tersebut tergantung dari
manajemen pemeliharaan yang diterapkan oleh masing-masing peternak.
3.4.1. Hen Day (HD)
Hen
day ialah persentase produksi
telur yang dihasilkan oleh ayam produktif per hari. Rata-rata produksi (HD)
layer selama hidupnya ialah 80% dengan HD mencapai puncak produksi pada angka
95% dan persistensi produksi (lama bertahan dipuncak HD>90%) selama 23-24
minggu (rata-rata strain ayam petelur).
Informasi
pasar selayaknya selalu diketahui oleh peternak. Fluktuasi harga telur yang
selalu terjadi membuat peternak harus selalu melakukan pemantauan pasar.
Produksi telur dari bulan ke bulan tidak sama, karena itu untuk menghitung
produksi Itelur (HD) setiap bulannya dilakukan dengan mengkalkulasikan
data produksi harian. Disinilah pentingnya pencatatan atau recording harian.
Perlu juga kita memprediksikan pendapatan dari penjualan telur berdasarkan data
produksi rata-rata bulanan dan harga rata-rata per bulan.
Keterangan :
RHD : Rata-rata Hen Day (%)
A
: Jumlah ayam
T
: jumlah 1 kg telur (16 butir)
Ayam
petelur di afkir umur ±
2 tahun
3.4.2. Hen House
3.4.3. Berat Telur
3.4.4. Puncak Produksi
3.4.5. Feed Convertion Ratio
Tidak ada komentar:
Posting Komentar